13/03/16


Memasuki era globalisasi, kemampuan berbahasa Inggris menjadi suatu kebutuhan untuk dapat berkomunikasi satu sama lain. Tak heran, saat ini bahasa Inggris sudah dipelajari sejak dini, bahkan ketika masih anak-anak.
Memahami pentingnya pengembangan kecerdasan linguistik pada anak usia dini, Indonesian International Education Foundation (IIEF) meluncurkan TOEFL Primary Test sebagai sarana awal bagi pengembangan multiple intelligence pada anak usia 8-11 tahun.
Tes bahasa Inggris tersebut merupakan suatu formula bagi program pembelajaran bahasa Inggris yang terdiri atas tiga bagian penilaian, meliputi kemampuan membaca, mendengar, dan berbicara. Pada praktiknya, tes dilakukan dalam dua tahap, yakni reading dan listening masing-masing 30 menit, dan 20 menit untuk speaking.
"Indonesia punya banyak potensi. Jika diberi kesempatan, mereka sangat kompetitif. Sayangnya, bahasa Inggris masih menjadi momok. Dan TOEFL menjadi salah satu standar penilaian bahasa Inggris. Untuk memahami kemampuan bahasa Inggris anak sejak dini, kami meluncurkan TOEFL Primary Test," ujar Director IIEF, Diana Kartika Jahja, di JW Marriot, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Guna memperkenalkan program tersebut, IIEF mengundang puluhan guru tingkat SD dan SMP untuk mengikuti seminar bertajuk 'Enchancing Young Learners Multiple Intelligence through English Language Competency'. Para peserta mendapat workshop langsung tentang tahap-tahap TOEFL Primary Test dari pihak Educational Testing Service (ETS) sebagai tim penyusun tes, dan arahan dari psikolog, Tika Bisono.
"Bahasa selain alat komunikasi juga sebuah budaya. Mempelajarinya sejak kecil bukan saja mengasah keterampilan berbahasa, namun juga belajar untuk menjadi manusia budaya. Dari sudut psikologis, bahasa juga alat untuk meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan," ucap Tika.
Secara interaktif, Tika membagi ilmu mengenai trik-trik mengajar bahasa Inggris pada anak, termasuk cara menstimulasi anak agar mau aktif di kelas. Menurut dia, seorang guru harus kreatif dan mampu mendekatkan diri dengan anak didiknya.

"Di awal pelajaran bisa dimulai dengan sedikit gurauan dalam bahasa Inggris. Guru dan orangtua sama-sama berperan besar dalam menstimulasi intelegensi linguistik melalui penggunaan bahasa Inggris," imbuhnya.
Sumber : 
Diberdayakan oleh Blogger.
Flag Counter

Recent Posts

Text Widget